TugasUas-KELAS
Aplikasi Gis dalam perencanaan sangat besar
lingkupnya dimana pada umumnya fungsi Gis ini adalah untuk mengumpulkan data
dalam satu Data bese atau basis data dimana data ini bersifat umum dan akan
lebih mudah dicari dan digunakan untuk kepentingan dimasa yang akan datang.beberapa
fungsi GIS dalam perencanaan adalah seperti dibawah ini :
Manajeman
Sumber Daya Air (Kelompok1)
Sistem Informasi
dalam manajemen sumber daya air ini menggunakan pengindraan jarak jauh sebagi
pengumpul datanya yaitu satelit, satelit ini digunakan untuk mengamati dan mengukur tanah dan
variabel hidrologi atas ruang geografis dan mendukung deskripsi duniawi.
penginderaan jauh menangkap radiasi elektromagnetik dari fitur permukaan bumi
yang baik dipantulkan atau dipancarkan agar mengetahui bagaimana variabel
hidrologi berjalan.fungsi gis dalam sektor sumber daya air adalah : Penilaian Sumber Daya Air, Pengelolaan Sumber Daya Air, Pengembangan Sumber Daya
Air, Manajemen Daerah Aliran
Sungai, Dukungan Bencana Banjir, Dampak Lingkungan &
Manajemen, Sumber Daya Air Informasi
& Sistem Pendukung Keputusan.Salah satu
aplikasinya dalam perencanaan adalah dengan memonitoring keadaan hidrologi pada
suatu wilayah, contohnya dibawah ini adalah India:
Gambar 1
Pemetaan dan Pemantauan salinitas dengan air genangan di India
Gambar 2
Identifikasi danau glacial Di
India
Fungsinya untuk mengetahui letak lokasi danau glasial
dan lokasi rawan longsor salju.
The City Of Bandung And Review Of Bandung
Spatial Planning Strategies
( kelompok 2 )
Aplikasi Gis dalam pembahasan ini adalah untuk mengetahui
sebaran penggunaan lahan dikota bandung dan mereview data kota bandung sebagai
kota strategis dimana kota ini semakin lama semakin berkembang.
Gambar 2.1 Peta
Penggunaan lahan Bandung
Pengendalian Kebakaran Hutan di Provinsi Riau ( kelompok 3 )
Aplikasi gis
dalam pembahasan ini adalah untuk mengetahui luas wilayah hutan yang terbakar
di daerah riau, ini menggunakan pengindraan jarak jauh dengan alatnya adalah
satelit dimana satelit ini dapat manangkap peta dan di analisis dengan software
gis dan didapat titik-titik hutan yang terbakar, sehingga kita dapat menemukan
titik dimana terjadi kebakaran dan kita dapat luas wilayah yang terbakar.
Aplikasi gis
disini juga sebagai tempat menghimpun data dimana suatu saat akan di review
kwmbali untuk mengetahui perkembangan hutan dan dengan analisis ini juga
didapet keuntungan bahwa kita dapat memperkirakan jumlah kerugian akibat
kebakaran.
Gambar 3.1 Kebakaran Hutan Riau
Menggunakan
Gis Sebagai Alat Perencanaan Lahan Pertanian (kelompok5)
Kegunaan Gis
dalam Perencanaan lahan Pertanian adalah untuk Konversi informasi dicetak ke format
digital dan integrasi menggunakan GIS memungkinkan tata guna lahan perencana
untuk mengkorelasikan beberapa lapisan data ke satu lokasi dan memanipulasi
tampilan data untuk memvisualisasikan tren dan pola, GIS juga memungkinkan
informasi tanah tabulasi untuk rujukan geografis dan mudah dikonversi ke peta
geografis dan interpretatif, menyediakan pengguna dengan representasi visual
dari data tabular.
Analisis dalam
perencanaan lahan pertanian ini adalah menggunakan DOQ, DOQ adalah digital, versi
geospatially dikoreksi dari foto udara. The DOQ digunakan dalam proyek ini
memiliki resolusi 1 meter, yang berarti bahwa 1 pixel dalam gambar mewakili 1
meter di atas tanah.
Gambar 5.1 Kebakaran Hutan Riau
GIS yang dihasilkan oleh proyek ini,
ditingkatkan dan diperbarui informasi tanah yang tersedia bagi staf Pusat dan
sangat meringankan proses pengambilan keputusan. Akan lebih mudah untuk Pusat
untuk mereproduksi peta disesuaikan dengan cepat pada permintaan, memungkinkan
peta yang akan dibuat dan dibawa ke lapangan ketika mereka dibutuhkan. Sebagai
contoh, para peneliti tanaman akan dapat menambahkan tabel atribut hasil
penelitian masa lalu untuk peta plot penelitian.
Aplikasi gis
di kota hyderebat India (kelompok 6)
Dengan semakin bertambahnya penduduk India pemerintah
india menyadari perlunya merencanakan kota dimana aplikasi yang digunakan untuk
mengenalisis pertumbuhan penduduk disini adalah GIS, dimana GIS ini dugunakan
sebagai media atau aplikasi pengumpul data dan aplikasi untuk menganalisis data
spasial.Dengan GIS kita dapat mengetahui perkembangan jumlah penduduk dengan
tahapan:
Gambar 6.1 Tahapan
Analisis
Metode Pengumpulan Data & Analisis
Perencanaan. Sifatnya Inovatif & Efisien Dalam Proses Perencanaan Wilayah
& Kota, Selain Itu, SIG merupakan Pedoman Pengambilan Keputusan. Menyajikan
Data Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Koreksi & Penilaian Yang Akurat
Terhadap Perkotaan Yang Direncanakan
METODE UNTUK MEGETAHUI TINGKAT KEBISINGAN
(Kelompok7)
Pengukuran Kebisingan
Setelah mengetahui pengertian kebisingan serta jenis dan penyebab bising maka, untuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan alat
Sound Level Meter. Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi kerja.
- Pengukuran dengan titik sampling
Pengukuran
ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya pada
satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan
untuk mengevalusai kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan
sederhana, misalnya Kompresor/generator. Jarak pengukuran dari sumber
harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter. Selain itu
juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang digunakan.
- Pengukuran dengan peta konturPengukuran dengan membuat peta kontur
sangat bermanfaat dalam mengukur kebisingan, karena peta tersebut dapat
menentukan gambar tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area.
Pengukuran ini dilakukan dengan membuat gambar isoplet pada kertas
berskala yang sesuai dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode
pewarnaan untuk menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau untuk
kebisingan dengan intensitas dibawah 85 dBA warna orange untuk tingkat
kebisingan yang tinggi diatas 90 dBA, warna kuning untuk kebisingan
dengan intensitas antara 85 – 90 dBA.
- Pengukuran dengan GridUntuk mengukur dengan Grid
adalah dengan membuat contoh data kebisingan pada lokasi yang di
inginkan. Titik–titik sampling harus dibuat dengan jarak interval yang
sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi
beberpa kotak yang berukuran dan jarak yang sama, misalnya : 10 x 10 m.
kotak tersebut ditandai dengan baris dan kolom untuk memudahkan
identitas.
Sistem
Informasi Geografis Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran
Limbah Pabrik Di Kabupaten Sidoarjo ( kelompok8)
Pada
umumnya SIG ini adalah median informasi dan media pengumpul data dimana dalam
aplikasi ini juga gis digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pencemaran limbah di kabupaten sidoarjo dimana kabupaten
sidoarjo ini merupakan kota industri.
Pengumpulan
data dengan SIG ini dianggap lebih efektif dan efisien dimana tidak
menghabiskan dana yang besar dan data dapat diinforasikan secara umum untuk
kepentingan masyarakat, berikut cara mengumpulkan data untuk mengetahui sejauh
mana tinkat pencemaran limbah di kabupaten sidoarjo
Gambar
8.1 Metode Pengumpulan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data dan dianalisis
maka dapat diketahui data pencemaran limbah di kabupaten sidoarjo, pada
dasarnya dalam penelitian ini kegunaan SIG adalah untuk mengefektifkan waktu
dan dana penelitian.
Assessing Implications Of
Land-Use And Land-Cover Change (Lucc)
Dynamics
For Conservation Of A Highly Diverse Tropical Rain Forest (kelompok9)
Penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui perubahan tutupan lahan hutan dan non hutan dimana menggunakan GIS
sebagai software untuk analisis, dan data dikumpulkan menjadi Sistem Informasi
Geografis, dan SIG ini menjadi aplikasi penghimpun data untuk di review pada
tahun yang akan datang untuk mengetahui luasan perubahan Fungsi lahan.
Gambar 9.1 Perubahan Tutupan Lahan
Gambar diatan menjelaskan perubahan lahandi OmarRaul dimana Setelah
dianalisis terjadi laju deforestasi yang tinggi mencapai 6,76 % per tahun.
Sebagian besar deforestasi terjadi pada hutan hujan tropis menjadi hutan yang
terbakar untuk pembukaan lahan, Setelah dilakukan proyeksi terhadap penggunaan dan tutupan lahan dengan
menggunakan data 1986 ke 1995 hinga tahun 2030, lahan yang ditutupi oleh hutan
tropis akan kehilangan 29 % dari luas saat ini pada tahun 2030. Sementara jika
menggunakan 1995 ke 2000 hasilnya 89 % dari luas hutan hujan tropis saat ini
akan hilang pada tahun 2030
Resume
Jurnal
Judul : Assessing Implications of Land-use and Land-cover Change (LUCC) Dynamics
for Conservation of A Highly Diverse Tropical Rain Forest (kelompok9)
Alejandro Flamencon Sandoval, Miguel Martınez Ramos, Omar Raul Masera
Tujuan
Jurnal
ini difokuskan pada perubahan tutupan lahan hutan ke non-hutan (deforisasi)
dari waktu ke waktu yang berdampak kepada keanakaragaman hayati, dengan melakukan
analisis dinamika deforisasi di Selva El Ocote menggunakan metode integrasi
antara penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis (SIG) dan alat-alat
standar untuk analisis.
Profil
Wilayah Studi
The Selva El Ocote
Biosphere Reserve berada
di Mexico, Amerika Tengah. Wilayah studi memiliki luas sekitar 682.000 Ha yang
memiliki letak geografis 17o 23’ Utara , 94o 9’ Barat Ke
Barat Laut dan 16o 30’ Utara, 93o 06’ Barat Ke Tenggara.
Gambar
1
Letak
Wilayah Studi
Wilayah
studi memiliki kondisi fisik wilayah yang beraneka ragam. Diantaranya memiliki
toporafi yang tidak rata berkisar antara 60 – 2080 mdpl, curah hujan yang
tinggi dan memiliki kelembaban yang tinggi pula, memiliki susunan struktur
geologi berupa karst, memiliki 20 kategori tutupan lahan, serta lebih dari 100
jenis tanah. Daerah ini termasuk kedalam salah satu jenis hutan tropis lembab
yang ada di Mexico yang didalamnya terdapat lebih dari 2000 spesies tumbuhan
dan 97 spesies mamalia.
Metode
Analisis
1.
Analisis
Tutupan Lahan
2.
Analisis
Perubahan Tutupan Lahan dan Penggunan Lahan
3.
Analisis
Probabilitas Transisi Penggunaan dan Tutupan Lahan
4.
Analisis
Laju Deforestasi
5.
Skenario
Masa Depan
Hasil
Analisis
1.
Perubahan
Tutupan dan Penggunaan Lahan
Gambar
2
Perubahan
Penggunaan dan Tutupan Lahan
Aplikasi Pengindraan Jarak Jauh Dalam Pengelolaan
Hutan Manggrove Di Dalam
Dan Berbatasan Dengan Kawasan Konservasi Laut Kiunga,
Kenya (kelompok10)
Dalam penelitian ini dilakukan
analisis vegetasi mangroove di daerah kiunga, analiiss yang digunakan adalah
analisis supervised dimana analisis ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
sampel dangan ketetapan yang ada.Penelitian ini ditujukan untuk
menginventarisasi sumber daya alam untuk meningkatkan management hutan mangrove
agar lebih terawasi
Gambar 10.
Peta Hutan Manggrove KMNR Kiunga
Memfasilitasi
Perencanaan dan Manajemen Perkotaan di Tingkat Daerah Melalui Pengembangan SDI (Studi Kasus Lahore - Pakistan)-(kelompok 11)
SDI adalah
suatu perangkat sistem managemen data spasial yang mencakup kelembagaan,
kumpulan data dasar spasial. Diharapkan peningkatan berbagiinformasi dan
aplikasi melalui SDI lokal dapat membantu para ahli dalam mencapai kehidupan
perkotaaan yang lebih baik melalui perbaikan perencanaan & manajemen
perkotaan
Tujuan dari SDI adalah memfasilitasi dan
mengkoordinasikan berbagai informasi spasial
antara stakeholder. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menghemat sumber
daya, waktu dan upaya menghindari duplikasi usaha yang berhubungan dengan
pengumpulan informasi, pemeliharaan dan
integrasi (Chan et al., 2001).
GIS sebagai Alat Pemetaan Sumber Daya Laut Pemetaan Usulan Selatan air Cay dengan Konservasi Laut (kelompok 12)
dalam penelitian ini dilakukan pengindraan jarak jauh menggunakan satelit untuk mengambil data, kutipan tentang sumber daya peta diusulkan tentang south watercay konservasi laut tersebut.
Penangkapan ikan merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam
keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah
atau mengawetkannya. Usaha perikanan yang bekerja di bidang penangkapan
tercakup dalam kegiatan perikanan tangkap (capture fishery). penangkap ikan
pada zaman kini amat bagus untuk remaja zaman kini. yg boleh memupuk semangat
kecintaanan pada memancing
Aplikasi SIG untuk perikanan dan
kelautan mulai pertengahan 87 dan dapat dikelompokkan untuk tujuan:
Site
selection atau pilihan untuk budidaya laut.
Hal ini
merupakan awal untuk menggunakan GIS dalam bidang perikanan. Hal ini
umumnya dilakukan di ruang skala kecil, namun sebenarnya dapat digunakan
dalam skala besar. Pemilihan lokasi ini menjadi penting
karena semakin banyaknya hambatan yang dihadapi dalam budidaya laut
dan payau, misalnya masalah penyakit ikan secara massal di beberapa negara
seperti Thailand,Sri Lanka, Indonesia dan banyak penyakit wabah lainnya
yang dapat menyebabkan masalah dalam perikanan budidaya.
Aplikasi SIG untuk
menganalisis lokasi yang cocok untuk distribusi ikan
berdasarkan parameter
lingkungan.Berdasarkan parameter-parameter lingkungan seperti
suhu perairan,kesuburan perairan dan fenomena/proses yang terjadi
seperti upwelling,thermal fronts)
Modelling
pergerakan dan aktivitas ikan.
Aplikasi numerik ke model SIG untuk
mensimulasikan atau memeramalkan berbagai proses
Analisa dan usaha
perikanan tangkap.
Manajer Perikanan akan tertarik dimana usaha
perikanan terkonsentrasi; dimana jumlah ikan yang tertangkap banyak;
apa hubungan antara menangkap dan usaha, dll, dan banyak hal menarik yang
berhubungan dengan usaha perikanan tangkap dapat dianalisis dengan SIG.
Statistik keluaran dapat diperoleh dari berbagai GIS program. Jelas
menangkap dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan berbagai lingkungan
parameter, atau dalam hal siklus hidup ikan.
membangun database
perikanan Regional dan Nasional
Walaupun tidak
secara langsung dengan GIS aplikasi untuk manajemen perikanan dalam
dilakukan, jelas bahwa tanpamasukan data besar maka aplikasi GIS untuk
perikanan dan kelautan tidak dapat berfungsi. Maka di beberapa
daerah utama perikanan yang besar upaya membangun data
database, metadata set telah dilakukan.
Sebuah Alat Untuk Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terpadu Di Belize, Amerika Tengah (kelompok13)
Penelitian ini ditujukan untuk :
1. menggambarkan perkembangan metodologi untuk menilai sumber daya kelautan
berbasis pada kemampuan GIS
2. Untuk mendeskripsikan penggunaan menggabungkan data penginderaan jauh
dengan aplikasi GIS.
3. Untuk
menguraikan pendekatan yang diambil terhadap kerjasama kelembagaan,
pengembangan pengumpulan data, manajemen infrastruktur yang berkelanjutan dan
saling menguntungkan dalam konteks pengelolaan wilayah pesisir terpadu di
Belize.
Pemodelan Fuzzy Gis Dalam Aplikasinya
Di
Lingkungan Berkelanjutan
Untuk
Mendukung Perencanaan Tata
Guna Lahan (kelompok14)
Dalam Fuuzy Modeling GIS digunakan sebagai :
- GISFM
digunakan untuk penilaian kawasan hutan yang gundul dengan tujuarestorasi
lahan perencanaan (Kurtener, 2000
- untuk penilaian kesesuaian lahan dalam proses eksperimentasi pertanian
(Kurtener, 2000a)
- untuk pengelolaan penggunaan lahan (Kurtener, 2000b)
- untuk penilaian lahan pertanian untuk merencanakan pengelolaan residu
spesifik (Kurtener, 2000b)
- untuk manajemen risiko mitigasi kekeringan pertanian
(Kurtener, 2003 dan untuk evaluasi multi-dimensi
dari daerah di lahan Komersil (Yakishev, 2000)
GIS Fuzzy
Modeling (GISFM) merupakan sebuah pendekatan baru untuk memperjelas muka bumi yang samar Sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengembangkan
sistem intelijen dalam lingkungan yang tak pasti.