Senin, 09 Juni 2014

IDENTIFIKASI URBAN HEAT ISLAND PADA ARCMAP

Urban Heat island menunjukan keadaan suhu perkotaan lebih tinggi dibandingkan suhu disekitarnya, dikarenakan aktifitas perkotaan yang padat dan banyak aktifitas industri serta aktifitas yang menyebabkan banyak polusi, selain itu kurangya Ruang terbuka hijau perkotaan mempengruhi suhu panas perkotaan berbeda dengan suhu panasi di kawasan sekitarnya.untuk itu kita dapat melakukan identifikasi suhu panas perkotaan dengan aplikasi ARCMAP.Berikut langkah-langkahnya :

Langkah 1
Buka Arcmap > add data > masukan peta yang akan dianaliis, disinisaya menggunakan cekungan bandung



Langkah3
sebelumya masukan dulu data yang akan di analisis disini terdapat titik-titik ketinggian 
add data>titik-titik ketinggian
langkah4
pisahkan dulu data titik ketinggian dengan cekungan bandung
arctoolbox>spatial analysys tools>exctraction>exctractby mask>masukan data cekungan bandung pada input raster>masukan data titik titik ketinggian pada input polygon, hasilnya akan seperti dibawah ini
Langkah 5
lakukan analisis dengan :
buka arctoolbox>spatial analysisis tools>math> pilih trigonometric lalu times, kemudian input data citra bandung serta input raster value1>buka dan pilih data MTL yang sudah dihitung >cari radiance minimum bands 10 sebeum ok gunakan.TIF dibelakang nama outputnya
Langkah6
arctolboox>math>trigonometric>plus masukan angka 1 untuk menambah 1 angka

Langkah7
arctoolbox>math>trigonomatrick>divide>masukan raster citra pada input raster1>dan input raster value2

langkah8
arctoolbox>math>trigonomatrik>plus>Ln
arctoolbox>math>trigonomatrik>divide
kemudian masukan angka dari MTL dan pilih nomor yang tertera pada gambar berikut
Langkah9
artolbox>math>trigonomatrick>minus

Selesai.....hasil dari analisis ini adalah kawasan dengan marna orange kemerahan menunjukan kawasan deng
an suhu yang lebih tinggi dibanding kawasan sekitarnya sedangkan kawasan dengan warna orange kekuningan menunjukan daerah yang suhu udaranya lebih rendah, jika dilihat dari data suhu semakin tinggi pada daerah perkotaan.




Minggu, 01 Juni 2014

APLIKASI PENGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PERENCANAAN WILAYAH KOTA

TugasUas-KELAS

Aplikasi Gis dalam perencanaan sangat besar lingkupnya dimana pada umumnya fungsi Gis ini adalah untuk mengumpulkan data dalam satu Data bese atau basis data dimana data ini bersifat umum dan akan lebih mudah dicari dan digunakan untuk kepentingan dimasa yang akan datang.beberapa fungsi GIS dalam perencanaan adalah seperti dibawah ini :

Manajeman Sumber Daya Air  (Kelompok1)

Sistem Informasi dalam manajemen sumber daya air ini menggunakan pengindraan jarak jauh sebagi pengumpul datanya yaitu satelit, satelit ini digunakan untuk mengamati dan mengukur tanah dan variabel hidrologi atas ruang geografis dan mendukung deskripsi duniawi. penginderaan jauh menangkap radiasi elektromagnetik dari fitur permukaan bumi yang baik dipantulkan atau dipancarkan agar mengetahui bagaimana variabel hidrologi berjalan.fungsi gis dalam sektor sumber daya air adalah : Penilaian Sumber Daya Air, Pengelolaan Sumber Daya Air, Pengembangan Sumber Daya Air, Manajemen Daerah Aliran Sungai,  Dukungan Bencana Banjir, Dampak Lingkungan & Manajemen, Sumber Daya Air Informasi & Sistem Pendukung Keputusan.Salah satu aplikasinya dalam perencanaan adalah dengan memonitoring keadaan hidrologi pada suatu wilayah, contohnya dibawah ini adalah India:
Gambar 1
Pemetaan dan Pemantauan salinitas dengan air genangan di India

Gambar 2
Identifikasi danau glacial Di India

Fungsinya untuk mengetahui letak lokasi danau glasial dan lokasi rawan longsor salju.

The City Of Bandung And Review Of Bandung Spatial Planning Strategies
( kelompok 2 )

Aplikasi Gis dalam pembahasan ini adalah untuk mengetahui sebaran penggunaan lahan dikota bandung dan mereview data kota bandung sebagai kota strategis dimana kota ini semakin lama semakin berkembang.
Gambar 2.1 Peta Penggunaan lahan Bandung


Pengendalian Kebakaran Hutan di Provinsi Riau ( kelompok 3 )

Aplikasi gis dalam pembahasan ini adalah untuk mengetahui luas wilayah hutan yang terbakar di daerah riau, ini menggunakan pengindraan jarak jauh dengan alatnya adalah satelit dimana satelit ini dapat manangkap peta dan di analisis dengan software gis dan didapat titik-titik hutan yang terbakar, sehingga kita dapat menemukan titik dimana terjadi kebakaran dan kita dapat luas wilayah yang terbakar.
Aplikasi gis disini juga sebagai tempat menghimpun data dimana suatu saat akan di review kwmbali untuk mengetahui perkembangan hutan dan dengan analisis ini juga didapet keuntungan bahwa kita dapat memperkirakan jumlah kerugian akibat kebakaran.
Gambar 3.1 Kebakaran Hutan Riau

 Menggunakan Gis Sebagai Alat Perencanaan Lahan Pertanian (kelompok5)

Kegunaan Gis dalam Perencanaan lahan Pertanian adalah untuk Konversi informasi dicetak ke format digital dan integrasi menggunakan GIS memungkinkan tata guna lahan perencana untuk mengkorelasikan beberapa lapisan data ke satu lokasi dan memanipulasi tampilan data untuk memvisualisasikan tren dan pola, GIS juga memungkinkan informasi tanah tabulasi untuk rujukan geografis dan mudah dikonversi ke peta geografis dan interpretatif, menyediakan pengguna dengan representasi visual dari data tabular.
Analisis dalam perencanaan lahan pertanian ini adalah menggunakan DOQ, DOQ adalah digital, versi geospatially dikoreksi dari foto udara. The DOQ digunakan dalam proyek ini memiliki resolusi 1 meter, yang berarti bahwa 1 pixel dalam gambar mewakili 1 meter di atas  tanah.
Gambar 5.1 Kebakaran Hutan Riau

        GIS yang dihasilkan oleh proyek ini, ditingkatkan dan diperbarui informasi tanah yang tersedia bagi staf Pusat dan sangat meringankan proses pengambilan keputusan. Akan lebih mudah untuk Pusat untuk mereproduksi peta disesuaikan dengan cepat pada permintaan, memungkinkan peta yang akan dibuat dan dibawa ke lapangan ketika mereka dibutuhkan. Sebagai contoh, para peneliti tanaman akan dapat menambahkan tabel atribut hasil penelitian masa lalu untuk peta plot penelitian.

Aplikasi gis di kota hyderebat India (kelompok 6)

Dengan semakin bertambahnya penduduk India pemerintah india menyadari perlunya merencanakan kota dimana aplikasi yang digunakan untuk mengenalisis pertumbuhan penduduk disini adalah GIS, dimana GIS ini dugunakan sebagai media atau aplikasi pengumpul data dan aplikasi untuk menganalisis data spasial.Dengan GIS kita dapat mengetahui perkembangan jumlah penduduk dengan tahapan:
Gambar 6.1 Tahapan Analisis

       


 Metode Pengumpulan Data & Analisis Perencanaan. Sifatnya Inovatif & Efisien Dalam Proses Perencanaan Wilayah & Kota, Selain Itu, SIG merupakan Pedoman Pengambilan Keputusan.  Menyajikan Data Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Koreksi & Penilaian Yang Akurat Terhadap Perkotaan Yang Direncanakan
 METODE UNTUK MEGETAHUI TINGKAT KEBISINGAN
(Kelompok7)

Pengukuran Kebisingan
Setelah mengetahui pengertian kebisingan serta jenis dan penyebab bising maka, untuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter. Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi kerja.
  • Pengukuran dengan titik samplingPengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk mengevalusai kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana, misalnya Kompresor/generator. Jarak pengukuran dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang digunakan.
  • Pengukuran dengan peta konturPengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dalam mengukur kebisingan, karena peta tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini dilakukan dengan membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau untuk kebisingan dengan intensitas dibawah 85 dBA warna orange untuk tingkat kebisingan yang tinggi diatas 90 dBA, warna kuning untuk kebisingan dengan intensitas antara 85 – 90 dBA.
  • Pengukuran dengan GridUntuk mengukur dengan Grid adalah dengan membuat contoh data kebisingan pada lokasi yang di inginkan. Titik–titik sampling harus dibuat dengan jarak interval yang sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi beberpa kotak yang berukuran dan jarak yang sama, misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris dan kolom untuk memudahkan identitas.



Sistem Informasi Geografis Untuk Mengetahui Tingkat       Pencemaran Limbah         Pabrik Di Kabupaten Sidoarjo ( kelompok8)

Pada umumnya SIG ini adalah median informasi dan media pengumpul data dimana dalam aplikasi ini juga gis digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran limbah di kabupaten sidoarjo dimana kabupaten sidoarjo ini merupakan kota industri.
Pengumpulan data dengan SIG ini dianggap lebih efektif dan efisien dimana tidak menghabiskan dana yang besar dan data dapat diinforasikan secara umum untuk kepentingan masyarakat, berikut cara mengumpulkan data untuk mengetahui sejauh mana tinkat pencemaran limbah di kabupaten sidoarjo
Gambar 8.1 Metode Pengumpulan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data dan dianalisis maka dapat diketahui data pencemaran limbah di kabupaten sidoarjo, pada dasarnya dalam penelitian ini kegunaan SIG adalah untuk mengefektifkan waktu dan dana penelitian. 


 Assessing Implications Of Land-Use And Land-Cover Change (Lucc)
Dynamics For Conservation Of A Highly Diverse Tropical Rain Forest (kelompok9)

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan hutan dan non hutan dimana menggunakan GIS sebagai software untuk analisis, dan data dikumpulkan menjadi Sistem Informasi Geografis, dan SIG ini menjadi aplikasi penghimpun data untuk di review pada tahun yang akan datang untuk mengetahui luasan perubahan Fungsi lahan.
Gambar 9.1 Perubahan Tutupan Lahan


 Gambar diatan menjelaskan perubahan lahandi OmarRaul dimana Setelah dianalisis terjadi laju deforestasi yang tinggi mencapai 6,76 % per tahun. Sebagian besar deforestasi terjadi pada hutan hujan tropis menjadi hutan yang terbakar untuk pembukaan lahan, Setelah dilakukan proyeksi terhadap penggunaan dan tutupan lahan dengan menggunakan data 1986 ke 1995 hinga tahun 2030, lahan yang ditutupi oleh hutan tropis akan kehilangan 29 % dari luas saat ini pada tahun 2030. Sementara jika menggunakan 1995 ke 2000 hasilnya 89 % dari luas hutan hujan tropis saat ini akan hilang pada tahun 2030



Resume Jurnal
Judul : Assessing Implications of Land-use and Land-cover Change (LUCC) Dynamics for Conservation of A Highly Diverse Tropical Rain Forest (kelompok9)
Alejandro Flamencon Sandoval, Miguel Martınez Ramos, Omar Raul Masera
Tujuan
Jurnal ini difokuskan pada perubahan tutupan lahan hutan ke non-hutan (deforisasi) dari waktu ke waktu yang berdampak kepada keanakaragaman hayati, dengan melakukan analisis dinamika deforisasi di Selva El Ocote menggunakan metode integrasi antara penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis (SIG) dan alat-alat standar untuk analisis.
Profil Wilayah Studi
The Selva El Ocote Biosphere Reserve berada di Mexico, Amerika Tengah. Wilayah studi memiliki luas sekitar 682.000 Ha yang memiliki letak geografis 17o 23’ Utara , 94o 9’ Barat Ke Barat Laut dan 16o 30’ Utara, 93o 06’ Barat Ke Tenggara.


Gambar 1
Letak Wilayah Studi
Wilayah studi memiliki kondisi fisik wilayah yang beraneka ragam. Diantaranya memiliki toporafi yang tidak rata berkisar antara 60 – 2080 mdpl, curah hujan yang tinggi dan memiliki kelembaban yang tinggi pula, memiliki susunan struktur geologi berupa karst, memiliki 20 kategori tutupan lahan, serta lebih dari 100 jenis tanah. Daerah ini termasuk kedalam salah satu jenis hutan tropis lembab yang ada di Mexico yang didalamnya terdapat lebih dari 2000 spesies tumbuhan dan 97 spesies mamalia.
Metode Analisis
1.      Analisis Tutupan Lahan
2.      Analisis Perubahan Tutupan Lahan dan Penggunan Lahan
3.      Analisis Probabilitas Transisi Penggunaan dan Tutupan Lahan
4.      Analisis Laju Deforestasi
5.      Skenario Masa Depan
Hasil Analisis
1.      Perubahan Tutupan dan Penggunaan Lahan

Gambar 2
Perubahan Penggunaan dan Tutupan Lahan




 Aplikasi Pengindraan Jarak Jauh Dalam Pengelolaan Hutan Manggrove Di Dalam 
Dan Berbatasan Dengan Kawasan Konservasi Laut  Kiunga, Kenya (kelompok10)

          Dalam penelitian ini dilakukan analisis vegetasi mangroove di daerah kiunga, analiiss yang digunakan adalah analisis supervised dimana analisis ini dilakukan dengan menggunakan beberapa sampel dangan ketetapan yang ada.Penelitian ini ditujukan untuk menginventarisasi sumber daya alam untuk meningkatkan management hutan mangrove agar lebih terawasi

Gambar 10. Peta Hutan Manggrove KMNR Kiunga


Memfasilitasi Perencanaan dan Manajemen Perkotaan di Tingkat        Daerah  Melalui               Pengembangan SDI  (Studi Kasus Lahore - Pakistan)-(kelompok 11)

SDI adalah suatu perangkat sistem managemen data spasial yang mencakup kelembagaan, kumpulan data dasar spasial. Diharapkan peningkatan berbagiinformasi dan aplikasi melalui SDI lokal dapat membantu para ahli dalam mencapai kehidupan perkotaaan yang lebih baik melalui perbaikan perencanaan & manajemen perkotaan
         Tujuan  dari SDI adalah memfasilitasi dan mengkoordinasikan berbagai informasi spasial  antara stakeholder. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menghemat sumber daya, waktu dan upaya menghindari duplikasi usaha yang berhubungan dengan pengumpulan informasi, pemeliharaan dan  integrasi (Chan et al., 2001).


GIS sebagai Alat Pemetaan Sumber Daya Laut Pemetaan Usulan Selatan air Cay            dengan Konservasi Laut (kelompok 12)


       dalam penelitian ini dilakukan pengindraan jarak jauh menggunakan satelit untuk mengambil data, kutipan tentang sumber daya peta diusulkan tentang south watercay konservasi laut tersebut.Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkannya. Usaha perikanan yang bekerja di bidang penangkapan tercakup dalam kegiatan perikanan tangkap (capture fishery). penangkap ikan pada zaman kini amat bagus untuk remaja zaman kini. yg boleh memupuk semangat kecintaanan pada memancing
Aplikasi SIG untuk perikanan dan kelautan mulai pertengahan 87 dan dapat dikelompokkan untuk tujuan:
 Site selection atau pilihan untuk budidaya laut.
Hal ini merupakan awal untuk menggunakan GIS dalam bidang perikanan. Hal ini umumnya dilakukan di ruang skala kecil, namun sebenarnya dapat digunakan dalam skala besar. Pemilihan lokasi ini menjadi penting karena semakin banyaknya hambatan yang dihadapi dalam budidaya laut dan payau, misalnya masalah penyakit ikan secara massal di beberapa negara seperti Thailand,Sri Lanka, Indonesia dan banyak penyakit wabah lainnya yang dapat menyebabkan masalah dalam perikanan budidaya.

Aplikasi SIG untuk menganalisis lokasi yang cocok untuk distribusi ikan
berdasarkan parameter lingkungan.Berdasarkan parameter-parameter lingkungan seperti suhu perairan,kesuburan perairan dan fenomena/proses yang terjadi seperti upwelling,thermal fronts)

Modelling pergerakan dan aktivitas ikan.
Aplikasi numerik ke model SIG untuk mensimulasikan atau memeramalkan berbagai proses

Analisa dan usaha perikanan tangkap.
Manajer Perikanan akan tertarik dimana usaha perikanan terkonsentrasi; dimana jumlah ikan yang tertangkap banyak; apa hubungan antara menangkap dan usaha, dll, dan banyak hal menarik yang berhubungan dengan usaha perikanan tangkap dapat dianalisis dengan SIG. Statistik keluaran dapat diperoleh dari berbagai GIS program. Jelas menangkap dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan berbagai lingkungan parameter, atau dalam hal siklus hidup ikan.

membangun database perikanan Regional dan Nasional
Walaupun tidak secara langsung dengan GIS aplikasi untuk manajemen perikanan dalam dilakukan, jelas bahwa tanpamasukan data besar maka aplikasi GIS untuk perikanan dan kelautan tidak dapat berfungsi. Maka di beberapa daerah utama perikanan yang besar upaya membangun data database, metadata set telah dilakukan.


Sebuah Alat Untuk Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Di Belize,    Amerika           Tengah (kelompok13)

             Penelitian ini ditujukan untuk :
1.  menggambarkan perkembangan metodologi untuk menilai sumber daya kelautan berbasis pada kemampuan GIS
2. Untuk mendeskripsikan penggunaan menggabungkan data penginderaan jauh dengan aplikasi GIS.
3.  Untuk menguraikan pendekatan yang diambil terhadap kerjasama kelembagaan, pengembangan pengumpulan data, manajemen infrastruktur yang berkelanjutan dan saling menguntungkan dalam konteks pengelolaan wilayah pesisir terpadu di Belize.

 Pemodelan Fuzzy Gis Dalam Aplikasinya Di Lingkungan Berkelanjutan
Untuk Mendukung Perencanaan Tata Guna Lahan (kelompok14)

    Dalam Fuuzy Modeling GIS digunakan sebagai :

  • GISFM digunakan untuk penilaian kawasan hutan yang gundul dengan tujuarestorasi lahan perencanaan (Kurtener, 2000
  •  untuk penilaian kesesuaian lahan dalam proses eksperimentasi pertanian (Kurtener, 2000a)
  •  untuk pengelolaan penggunaan lahan (Kurtener, 2000b)
  • untuk penilaian lahan pertanian untuk merencanakan pengelolaan residu spesifik (Kurtener, 2000b)
  • untuk manajemen risiko mitigasi kekeringan pertanian (Kurtener, 2003 dan untuk evaluasi multi-dimensi dari daerah di lahan Komersil (Yakishev, 2000)
GIS Fuzzy Modeling (GISFM) merupakan sebuah pendekatan baru untuk memperjelas muka bumi yang samar Sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistem intelijen dalam lingkungan yang tak pasti.